Kamis, 27 Oktober 2011

PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK

Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru. Tujuan dari pengembangan peserta didik itu sendiri adalah untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa kegiatan yang dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan diri peserta didik antara lain: (1) kegiatan ekstrakulikuler, (2) pengayaan dan remidial, dan (3) bimbingan dan konseling.

1. Kegiatan Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan tambahan di suatu lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar kegiatan kurikuler. Ada banyak jenis kegiatan ekstrakulikuler yang bisa dilaksanakan untuk mengembangkan potensi peserta didik, antara lain: (1) olahraga, (2) kesenian, (3) pramuka, (4) PMR, (5)

Paskibra, dan masih banyak ragam yang bisa diberikan sebagai pendamping kegiatan kulikuler. Di samping mengembangkan bakat dan keterampilan, ekstrakulikuler juga dapat membentuk watak serta kepribadian peserta didik, dikarenakan dalam kegiatan ini dapat juga diselipkan nilai-nilai kebersihan, kedisiplinan, cinta lingkungan, dan lain sebagainya yang dapat membentuk karakter positif peserta didik.

2. Pengayaan dan Remidial
Program pengayaan dan remidial merupakan program pelengkap dan penjabaran dari program mingguan dan harian. Berdasarkan analisis dari hasil belajar serta kegiatan belajar dapat diperoleh tingkat kemampuan belajar peserta didik. Hasil analisis ini dipadukan dengan catatan yang ada pada program mingguan dan harian, sebagai dasar tindak lanjut proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Program ini juga mengidentifikasi materi yang perlu diulang, peserta didik yang mengikuti remidal, serta peserta didik yang mengikuti program pengayaan.
Sekolah perlu mamperhatikan peserta didik yang mendapat kesulitan belajar melalui kegiatan remidial. Di sisi lain, sekolah juga mengindahkan peserta didik yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata agar mereka mempertahankan kecepatan belajarnya dengan cara memberikan kegiatan pengayaan.

3. Bimbingan dan Konseling
Sekolah berkewajiban memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik yang menyangkut pribadi, sosial, belajar, dan karier. Selain guru pembimbing, guru mata pelajaran yang memenuhi kriteria pelayanan bimbingan dan karier diperkenankan memfungsikan diri sebagai guru pembimbing. Oleh karena itu, pengampu mata pelajaran dan wali kelas harus senantiasa berdiskusi dan berkoordinasi dengan guru bimbingan dan konseling secara rutin dan berkesinambungan.

Sumber:
E. Mulyasa. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rabu, 26 Oktober 2011

TUJUAN PEMBELAJARAN MENURUT BENYAMIN S. BLOOM
Domein Kognitif

Domein Kognitif berkenaan dengan berpikir, mengetahui, dan pemecahan masalah. Domein ini mempunyai 6 (enam) tingkatan. Tingkatan yang paling rendah menunjukkan kemampuan yang sederhana, sedangkan yang paling tinggi menunjukkan kemampuan yang kompleks/rumit. Tingkatan tersebut, dimulai dari yang paling rendah, yaitu:
1. Mengingat (Remember)
2. Memahami (Understand)
3. Menerapkan (Apply)
4. Menganalisis (Analyze)
5. Mengevaluasi (Evaluate)
6. Mencipta (Create)

Penjabaran dari keenam tingkatan tersebut di atas adalah:
1. Mengingat (Remember)
Mengingat diartikan sebagai mengeluarkan kembali (retrieve) pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka panjang (long-term-memory). Mengingat ada dua macam, yaitu:
(a) mengenali (recognize); yaitu mengeluarkan kembali (retrieve) pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka panjang (long-term-memory) untuk tujuan membandingkan dengan informasi yang diberikan. Dalam mengenali (recognize), peserta didik mencari informasi-informasi yang sudah tersimpan dalam (long-term-memory) yang sama atau mirip dengan informasi yang diberikan. Istilah yang bisa digunakan untuk mengenali adalah mengidentifikasi.
(b) Mengingat kembali (recall), yaitu mengeluarkan kembali (retrieve) pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka panjang saat diberi petunjuk. Petunjuknya seringkali berupa pertanyaan.

2. Memahami (Understand)
Memahami artinya menyusun makna dari pesan-pesan pembelajaran, mencakup komunikasi oral, tertulis, dan grafis. Kemampuan memahami terdiri atas hal-hal berikut:
(a) menginterpretasikan, yaitu mengubah dari suatu bentuk representasi (misalnya numerik) ke dalam bentuk lain (misalnya verbal). Termasuk ke dalam kemampuan menginterpretasikan adalah mengklarifikasi, parafrase, merepresentasi, dan menerjemahkan.
(b) memberikan contoh, yaitu menemukan contoh atau gamabaran khusus dari suatu konsep atau prinsip umum, yang terdiri atas: menggambarkan (ilustrasi) dan instantiating.
(c) mengklasifikasikan, yaitu menentukan bahwas sesuatu memiliki kategori (misalnya prinsip atau konsep). Istilah lain dari kemampuan ini adalah mengkategorisasikan atau subsuming.
(d) merangkum, yaitu membuat abstraksi dari sebuah tema umum. Istilah lain dari kemampuan ini adalah kemampuan mengabstrasikan dan menggeneralisasikan.
(e) menyimpulkan (inferring), yaitu menggambarkan suatu kesimpulan logis dari informasi yang disajikan. Yang termasuk ke dalam kemampuan ini adalah menyimpulkan (concluding), membuat ekstrapolasi, interpolasi, dan meramalkan/memperkirakan (predicting).
(e) membandingkan, yaitu menemukan hubungan antara dua ide, objek, dan sebagainya. Yang termasuk ke dalam kemampuan ini adalah membedakan (contrasting), memetakan (mapping), dan memasangkan (matching), dan
(f) menjelaskan (explaining), yaitu kemampuan untuk menyusun dan menggunakan suatu model sebab akibat dari suatu sistem. Model tersebut bisa diambil dari suatu teori formal atau dari hasil eksperimen maupun pengalaman di lapangan. Istilah lain dari kemampuan ini adalah menyusun model (constructing models).

3. Menerapkan (Apply)
Menerapkan artinya menggunakan suatu prosedur dalam suatu situasi tertentu. Kemampuan menerapkan terdiri atas hal-hal sebagai berikut:
(1) melakukan, yaitu menerapkan suatu prosedur dalam tugas-tugas yang sudah dikenali.
(2) mengimplementasikan, yaitu menggunakan suatu prosedur dalam tugas-tugas yang belum dikenali.

4. Menganalisis (Analyze)
Menganalisis artinya menguraikan sesuatu ke dalam bagian-bagian dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan struktur keseluruhan atau tujuan. Kemampuan analisis terdiri atas kemampuan-kemampuan berikut:
(1) differentiating, yaitu memisahkan (distinguish) bagian-bagian yang relevan dari yang tidak relevan, yang penting dari yang tidak penting pada suatu materi. Istilah lain dari kemampuan ini adalah membedakan (discriminating), distinguishing, memfokuskan (focusing), dan memilih (selecting).
(2) mengorganisasikan (organizing), yaitu menentukan bagaimana suatu elemen cocok atau berfungsi dalam suatu struktur. Dalam mengorganisasikan, siswa membentuk suatu hubungan yang sistematik antara berbagai bagian informasi yan diberikan. Istilah lain dari kemampuan ini adalah: menyusun, mengintegrasikan, membuat outline, parsing, dan membuat struktur.
(3) mengatribusikan (Attributing), yaitu menentukan suatu sudut pandang, bias, nilai (value), atau tujuan yang mendasari materi yang disajikan.

5. Mengevaluasi (Evaluate)
Mengevaluasi artinya membuat penilaian (judgement) berdasarkan suatu kriteria atau standar tertentu. Kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, keefektifan, efisiensi, dan konsistensi. Kemampuan mengevaluasi terdiri atas kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
(1) mengecek (cheking), yaitu menguji inkonsistensi atau kesalahan dalam suatu proses atau hasil, menentukan apakah suatu proses atau hasil memiliki konsistensi internal; mendeteksi keefektifan suatu prosedur saat diimplementasikan. Termasuk ke dalam kemampuan ini adalah kemampuan mengkoordinasi, mendeteksi, memonitor, dan menguji.
(2) mengkritik (critizing), yaitu mendeteksi inkonsistensi antara hasil dengan kriteria eksternal, menentukan apakah suatu hasil memiliki kriteria eksternal, mendeteksi kesesuaian suatu prosedur dengan masalah tertentu. Dalam mengkritik, peserta didik mencatat gambaran aspek-aspek positif dan negatif suatu produk serta membuat penilaian berdasarkan gambaran tersebut.

6. Mencipta (Create)
Mencipta artinya memadukan berbagai elemen untuk membentuk sesuatu yang koheren atau berfungsi; mereorganisasi elemen-elemen ke dalam suatu pola atau struktur baru. Kemampuan mencipta terdiri atas kemampuan-kemampuan berikut:
(1) generating, yaitu menyusun hipotesis alternatif berdasarkan pada suatu kriteria.
(2) merencanakan (planing), mendesain, yaitu merancang suatu prosedur untuk menyelesaikan suatu tugas.
(3) memproduksi, membangun, yaitu menyusun suatu rencana untuk memecahkan masalah yang memiliki spesifikasi tertentu.


Sumber:
Lukmanul Hakiim. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima

Sabtu, 22 Oktober 2011

SILABUS


Pengertian
Sebelum guru membuat rencana pembelajaran, terlebih dahulu harus memahami silabus dan langkah pengembangannya, dikarenakan rencana pembalajaran disusun dan dikembangkan berdasarkan rumusan silabus yang telah ditetapkan.

Salim (dalam Abdul Majid, 2009: 38) menyatakan bahwa silabus merupakan garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi dari materi pelajaran. Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, serta pokok-pokok dan uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kemampuan dasar.

Yulaelawati (dalam Abdul Majid, 2009: 39) menambahkan, silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis, memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.

Isi Silabus
Di dalam silabus hanya tercakup bidang studi atau mata pelajaran yang harus diajarkan selama waktu setahun atau satu semester. Pada umumnya silabus harus mencakup minimal beberapa unsur, yaitu: (1) tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan, (2) sasaran-sasaran mata pelajaran, (3) keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik, (4) urutan topik-topik yang yang diajarkan, (5) aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran, dan (6) berbagai teknik evaluasi yang digunakan.

Nurhadi (dalam Abdul Majid, 2009: 40) menambahkan bahwa, silabus berisi uraian program yang mencantumkan beberapa hal, antara lain: (1) bidang studi yang diajarkan, (2) tingkat sekolah, (3) semester, (4) pengelompokan kompetensi dasar, (5) materi pokok, (6) indikator, (7) strategi pembelajaran, (8) alokasi waktu, dan (9) bahan/alat/media.

Manfaat Silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana peembalajaran dalam satu standar kompetensi maupun kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan belajar; secara klasikal, kelompok, maupun individual. Silabus juga bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian, di mana sistem penilaian mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar, serta pembelajaran yang terdapat dalam silabus.

Prinsip Pengembangan Silabus
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang berisikan garis-garis besar materi pembelajaran. Beberapa prinsip yang mendasari pengembangan silabus antara lain: (1) ilmiah, (2) memperhatikan perkembangan dan kebutuhan peserta didik, (3) sistematis, (4) relevansi, (5) konsisten, dan (6) kecukupan.

Sumber:
Abdul Majid. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Kamis, 20 Oktober 2011


MELAHIRKAN KEMBALI INDONESIA MERDEKA
Oleh: Prof. Dr. H. Winarso Surakhmad, M.Sc. Ed.

1. Di Kelahirannya
Sampai kemarin, ketika .... semua babi rusa, komodo dan badak cula,
hidup terlindung petaka dalam satu undang-undang;
Guruku malang, sebagai malaikat yang tirakat hidup penuh hampa;
tanpa perlindungan sepenggal undang-undang.

2. Di Dunianya
Tanpa sebuah kepalsuan semua guru meyakini
guru artinya ibadah.
Tanpa sebuah kemunafikan semua guru berikrar
mengabdi kemanusian.
Tapi dunianya .... ternyata tuli
Setuli batu .... tak berhati
Otonominya, kompetensinya, profesinya,
hanya sepuhan pembungkus rasa getir.
Tatkala dunianya tidak bersahabat,
tidak mungkin menjadi guru yang Guru,
hingga ketika guru syuhada,
tiada tempat di makam pahlawan!

3. Di Hati Kecilnya
Dengan sikap terbata-bata
Dengan suara tersendat-sendat
Dengan hati tersumbat darah
Guru bertanya dalam gumam:
Mungkinkah berharap yang terbaik
dalam kondisi yang terburuk?
Bolehkah kami bertanya
apa artinya bertugas mulia
ketika kami hanya terpinggirkan
tanpa ditanya tanpa disapa?
Kapan sekolah kami
lebih baik dari kandang ayam!
Kapan pengetahuan kami
bukan ilmu kadaluarsa!
Mungkinkah berharap yang terbaik
dalam kondisi yang terburuk?
Kenapa .... Ketika orang menangis
kami harus tetap tertawa?!
Kenapa .... Ketika orang kekenyangan
kami harus tetap kelaparan?!
Bolehkah kami bermimpi,
didengar ketika berbicara,
dihargai layaknya manusia,
tidak dihalau ketika bertanya?
Tidak mungkin berharap yang terbaik
dalam kondisi yang terburuk?

4. Di Batu Nisannya
Di sejuta batu nisan guru tua
yang terlupakan oleh sejarah.
Terbaca torehan darah kering:
“Di sini .... berbaring seorang guru
semampu .... membaca buku usang
sambil belajar .... manahan lapar
hidup sebulan .... dengan gaji sehari”
Itulah nisan sejuta guru tua
yang terlupakan sejarah.
Kematiannya tidak ditangisi,
tiada bunga, tiada meriam,
tiada do’a, tiada .... in memoriam!
Tanpa bendera setengah tiang,
Sedetikpun sekolah tidak libur:
Hanya .... seorang guru .... berlalu.
Seorang guru tua
dari sejuta pelaku sejarah.

5. Di Mata Bangsanya
Bangkitlah, bangkitlah guruku
Kehadiranmu tidak tergantikan.
Biarlah dunia menjadi saksi:
Kau bukan guru negeri
Kau bukan guru swasta
Kau adalah GURU BANGSA!!!
Kalau engkau mau, kalau saja engkau mau
memberikan yang terbaik dan hanya yang terbaik; ....
Kalau saja engkau mau
memanusiakan manusia,
membudidayakan bangsa,
mengindonesiakan nusantara:
satu generasi di tanganmu
seagung sebuah Maha Karya;
satu besok menunggumu
indah dari seribu kemarin!
Maha Guru bangsa ini:
Sekaranglah waktumu
MELAHIRKAN KEMBALI SEBUAH INDONESIA RAYA!

Hari Guru ke-60. Stadion Manahan, Surakarta, Minggu, 27 November 2005.